Jumat, 27 Agustus 2010

AKU SEDANG BERDOA

kutundukan kepalaku dan melemahlah seluruh pergelangan kakiku.
sesaat itu juga aku jatuh berlutut diatas dasar tanah keras yang berserakan bebatuan hitam mengkilat.
begitupun aku tak mampu menahannya,
kubutuhkan bantuan lengan dan tanganku untuk membuka telapaknya dan menopangku dalam ketundukanku yang berat...
aku lemah,
tulang punggungku beberapa kali menggeretak,
urat- urat belakangku mengembang karena darah menghabiskan tenaganya berlari takut karena terusir detak jantungku untuk melintasi setiap lorongnya menuju otak kepalaku.....
sakin banyaknya,
hingga terkumpul dan menjadi beban yang membuat semakin berat...
aku tak mampu lagi,
semua darah menyatu dan melebihi kemerahannya di kepalaku,
dan akhirnya memudar menjadi bening,
lalu keluar jatuh melalui sela mataku, basahi bumi, pekatkan debu, lunak-kan tanah, dan beningkan batuan yg hitam.....
namun merahnya tertanam di butiran mataku,
mengakar didalam saraf- saraf pandanganku, batasi penglihatanku, kaburkan tatapanku dan aku.....
menangis.

aku menangis,
bagai orang tertimpa kayu patah yang menghempas bumi.
tersengal- sengal, meronta- ronta, dan menjerit- jerit.
hey nix, apa kamu kesakitan ?
apa kamu terluka ?
apa kamu dipermalukan ?
itu bisik bumi yang merasa terganggu dalam tandusnya......
hey nix, apa kamu sekarat ?
itu bisik langit yang juga tarusik dalam mendungnya.......
hey nix, apa kamu bodoh ?
angin pun ikut tertawakan ku dalam lembabnya.....
serentak alam pun bertanya,
hey nix, apa yang terjadi dengan mu?
mengikuti gemercik air, dan lambaian rumput ilalang aku menghadang tanya dengan satu jawab ku "aku sedang ber-Doa".
dan aku ber mohon meminta kepada penciptamu dan penciptaku satu ciptaannya yang tersembunyikan oleh ciptaanku dalam diri ini,
yaitu jemari tangan yang bisa mengisi setiap celah- celah kosong diantara jemari ku ini.
aku meminta sosok raga bernama Dia yang nyata, bukan hayal dan sangka......
aku memohon sosok raga bernama Dia yang tanpa mahkota dan sayap berbulu angsa....
dan aku hanya membutuhkan Dia yang bisa ku sentuh dan menyentuh,
Dia yang bisa sama merasakan hempasan udara diwajahku yang tertarik disaat ku bernapas,
dan Dia yang bisa mengerutkan wajahnya sepertiku saat tertawa dan menangis.....
juga Dia yang bisa berdoa bersama dalam tunduk kepala dalam kelemahan dan kekuatan untuk pencipta ku.

kabulkanlah doa ku ini Tuhan ku,
sekarang atau nanti saat ku benci dengan diriku.
aku tau Dia ada disini walau aku ak melihatnya, karena Dia utusan- Mu...
aku meminta dalam doa,
seandainya Dia seorang Malaikat untuk ku,
ambillah sayapnya dan jadikanlah Dia manusia untuk ku.
berikan aku kesempatan nikmati hidup dan matiku dalam genggaman tangan- nya.
tak lebih lain aku meminta sesuatu dari Mu dengan ku akhiri dalam kata.
Amin.

Tuhan,
selepas doa aku mohon ijin untuk bangkit berdiri membawa harap ini dalam hati.

( NIX )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar