Jumat, 24 Februari 2012

Stupa Kuno yang Diduga Peninggalan Kukar Ditemukan di Jawa Timur


Ditemukan stupa kuno yang diyakini merupakan peninggalan purbakala yang berasal dari zaman Kutai Kartanegara (Kukar) pada abad ke-14. Stupa dengan tinggi sekitar 0,5 meter itu ditemukan di tanah pekarangan rumah seorang warga Desa Tembarak, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Stupa ini berbentuk seperti kubah masjid dengan bahan tanah liat merah. Saat ditemukan kondisi stupa juga sudah kelihatan cacat, pecah, dan retak di beberapa sisi.

Menurut pernyataan salah satu perangkat desa, memang desanya dahulu sempat dihuni masyarakat di bawah pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegera.

Di dekat lokasi penemuan, berjarak sekitar 500 meter, terdapat bekas situs candi pemujaan pula. Namun,situs itu sekarang telah dipindahkan oleh dinas kepurbakalaan terkait.

Meski demikian, benda temuan baru ini belum dapat terkonfirmasi sebagai benda purbakala. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk, Lies Nurhayati, yang menindaklanjuti laporan warga mengatakan, telah melakukan koordinasi mengenai temuan dengan pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto untuk memastikannya lewat penelitian lebih dalam.


begini cerita selengkapnya :

Seorang warga Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menemukan sebuah benda berbentuk stupa berbahan tanah merah yang diduga peninggalan zaman kesultanan Kutai Kartanegara pada 1300 Masehi.

Trosenin (66), warga Desa Tembarak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, yang menemukan benda itu, Selasa, mengemukakan, benda itu ditemukan di pekarangan depan rumahnya. ”Saya menggali tanah di depan rumah dan menemukan benda ini,” katanya.

Menurut dia, ia menemukan benda itu berawal dari sebuah mimpi. Ia bermimpi ditemui oleh seorang kakek berjenggot panjang. Dalam mimpi itu, ia diminta untuk menggali tanah.

Ia juga tidak menyangka hingga akhirnya menemukan benda mirip stupa di depan pekarangan depan rumahnya. Saat ditemukan kondisi stupa itu sudah cacat. Bagian atas dan sebagian sisi kanan sudah patah, sementara bagian kiri juga pecah.

Stupa yang ditemukan Trosenin ini unik. Bentuknya seperti kubah masjid dengan tinggi sekitar 0,5 meter dengan diameter sekitar 10 sentimeter. Bahan baku dari benda itu adalah tanah liat berwarna merah dengan motif batik.

Sementara itu, salah seorang perangkat desa, Sumanto, mengatakan bahwa di desanya dulu sempat dihuni masyarakat dari pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegera, sekitar tahun 1300 Masehi atau pada abad ke -14.

Hal itu terbukti dengan adanya sebuah situs berupa Candi Pemujaa yang terletak sekitar 500 meter dari tempat penemuan stupa. Candi pemujaan itu saat ini sudah dipindahkan oleh dinas terkait ke museum Anjuk Ladang, Nganjuk. Bahkan, situs candi pemujaan tersebut masih terlihat bekas bangunannya.

Namun, ia mengaku belum mengetahui dengan pasti stupa yang ditemukan oleh salah seorang warganya tersebut adalah benda purbakala atau bukan. Pihaknya akan melaporkan temuan ini ke Dinas Pariwisata Kabupaten Nganjuk untuk penelitian lebih lanjut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk Lies Nurhayati mengatakan, untuk temuan itu sudah dikoordinasikan dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto.

”Penemuan itu sudah ditangani oleh BP3 Trowulan dan sudah menjadi kewenangannya. Kalau kami hanya menunggu saja,” jelasnya.

Ia juga menyebut, temuan itu kemungkinan adalah laporan yang dilaporkan sejak tujuh tahun lalu. Namun, untuk kepastiannya pihaknya akan menerjunkan tim ke lokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar